Reuni AADC

Adalah cinta yang mengubah jalannya waktu.

Karena cinta, waktu terbagi dua.

Denganmu dan rindu untuk membalik masa

***

Detik tidak pernah melangkah mundur, tapi kertas putih itu selalu ada.
Waktu tidak pernah berjalan mundur, dan hari tidak pernah terulang.
Tetapi, pagi selalu menawarkan cerita yang baru.
Untuk semua pertanyaan yang belum sempat terjawab.

Akhirnya penantian panjang selam 12 tahun terjawab dengan mini drama berdurasi 10 menit 42 detik ini. Meski kurang panjang, karena berharap ada sekuelnya, tapi lumayan mengobati rindu. Dan tentu saja membangkitkan kenangan masa lalu bersama para sahabat. 12 tahun lalu Py juga masih sama seperti Cinta dan teman-temannya, berseragam SMA. Mungkin itulah yang membuat film ini begitu kena dihati dan rasanya (memang terdengar berlebihan) jadi film Indonesia satu-satunya yang paling Py ingat baik puisi-puisi, soundtrack, bahkan ke dialognya.

Dimasa 12 tahun lalu itu rasanya bahasa Indonesia masih jadi idola, bahkan akan berasa keren kalau bisa membuat puisi dengan kalimat-kalimat bak pujangga. Gak seperti sekarang, yang sepertinya, malah bangga kalau sudah cas-cis-cus dengan bahasa negara lain. Oke, ini analisa sotoy Py dengan para abege disekitar Py dan gak bermaksud mengeneralisasikan. Yah memang hal itu tidak terlepas dari media televisi yang menampilkan aksi para pengisi acara yang gaya bicaranya dicampur antara bahasa Indonesia dengan English. Baik di sinetron, acara talk-show, maupun acara masak-memasak semua sama. Macam si chef yang ternyata asli Palembang, dan tumbuh besar di Sumatra, tapi kalau ngomong lebih kental English nya. Padahal tv yang menayangkan jelas-jelas adalah tv lokal.  Ahh sudahlah, kenapa jadi malah melenceng dari topik bahasan. :) Maafkan jadi nyinyir.

Akhirnya, sepanjang sisa waktu dikantor hari ini dihabiskan dengan memutar semua lagu-lagu Ada Apa Dengan Cinta. Untung sudah pernah ketemu dengan Cinta dan Rangga, meski yang terabadikan hanya foto bersama Rangga.

Bersama Nicholas Saputra di acara NatGeo Indonesia