"
Emang udah yakin Py? Jangan buru-buru! Dipikirin yang bener"
"
Ahh.. Gue sih gak yakin selama kamu belum pemberkatan"
"
Nikah tuh gak seindah pacaran lho, yakinin dulu"
Ya.. Penggalan demi penggalan kalimat diatas adalah perkataan yang keluar dari mulut beberapa teman terdekat. Ada yang bahkan sudah berumahtangga, jadinya perkataan beliau benar-benar membuat Py berpikir. Sudah yakin belum yah mau membangun hubungan ke jenjang berikutnya sama Ai.
Kelemahan terbesar Py sampai saat ini adalah kalau sudah kesal dan marah sukar sekali untuk mengendalikan perkataan. Dan sudah pada tau kan kalau orang Manado ngomong itu suaranya 11-12 sama orang Batak, ngomong aja dah kayak orang teriak, apalagi marah?.Bisa-bisa semua kata yang sama sekali gak mengandung berkat keluar dari bibir ini.
Hati tuh sudah gak nyaman kalau pas lagi marah. Dan disaat-saat seperti itu biasanya akan keluar pertanyaan seperti bisa gak yah Py hidup dengan orang ini? Gimana kalau nanti pas nikah dia berubah.. Dan banyak lagi pertanyaan lain yang muter diotak.
Dan tentu saja berakhir dengan PENYESALAN tiap abis marah-marah!!.. *sengaja di capslock* Sekarang bertekad untuk lebih dijaga perkataan, dan lebih menenangkan diri dulu.
Suatu ketika Py nanya ma Ai, emang Ai tahan yah ma Py? Kenapa gak pergi aja? Kan masih banyak sekali perempuan yang lemah lembut diluar sana? *sambil berdoa semoga gak kejadian..haha* *dasar cewe*
Dan jawaban Ai yang singkat, padat, dan jelas buat Py semakin berbunga. Ai ngejawab "Karena Ai udah komit sama Py".
Deg..
Betapa dewasanya kekasih ku ini, dan Ai benar-benar nunjukin itu dari sifat dan sikapnya. Dan tak sekedar lip service. Puji Tuhan. Semoga selalu seperti ini ya Ai. Amin.
Py juga pernah nanya sama Ai soal keturunan. Bagaimana kalau misalnya nanti *amit-amit* Tuhan ga kasih keturunan Ai bakal gimana?. Dan jawaban Ai adalah gak masalah, karena menurut dia, dia memilih bersama dengan Py karena emang dia cinta dan sayang ma Py dan anak adalah bonus dari Tuhan. Dan menurut dia itu adalah bentuk dari komitmennya.
Sekali lagi hati ini terenyuh.. Betapa baiknya Tuhan memberikan calon pasangan sebijaksana ini. Memang sih Py tau dan sadar, segala kemungkinan didepan nanti pasti ada. Kemungkinan untuk Ai berubah jadi lebih baik atau malah buruk *ketok2meja* tentu ada. Tapi setidaknya sebelum memulai lebih jauh Py harus benar-benar meyakinkan hati dong. Apakah benar dia orangnya? Yang akan menemani sepanjang sisa umur Py..*tsahhh bahasanya*
Oh yahh, dulu Papa pernah ngasih wejangan ke Py. Bunyinya seperti ini:
"Kamu kalau pacaran bikin pacarmu semarah mungkin sama kamu. Dan liat responnya sejauh apa."
Tujuannya tentu saja melihat apakah pacar Py ini orangnya seperti apa? Suka mukul kah? Suka ngeluarin kata kasar kah? Atau bagaimana?. Soalnya kalau sayang-sayangan terus kan ga akan keliatan aslinya :D *itu sih teori Papanya Py yah, yang punya pandangan berbeda yah monggo*
Apakah ini Py lakukan ke Ai? Tentu saja sudaaaahhh dong. Hasilnya? Ai cuman diem, narik napas panjang, dan ngomong kalo dia gak suka dan dia marah. Dengan kalimat yang sangat sopan, ga pernah ada tuh suara gede atau ngebentak keluar. Padahal dia batak lho. :D Puji Tuhan.
Memang untuk membangun sebuah rumah tangga sangat gak mudah, walaupun belum mengalami sendiri tapi sering jadi tempat curhat teman-teman yang sudah berumahtangga *thanks untuk percaya Py*. Apalagi baca blog yang lain kan, tiap hari baca pengalaman-pengalaman seru orang yang dah nikah. Jadi sedikit banyak sudah punya gambaran kedepannya seperti apa.
Segala hal pasti terjadi dalam kehidupan ber-relationship tapi pada akhirnya, komitmen yang kuat dan kokoh lah yang menjadikan semuanya mungkin.
Ps: Yang sudah merasakan indahnya berumahtangga, boleh dong dishare juga nasihat-nasihatnya. Apa yang sebaiknya diketahui, dipelajari, ditelaah sebelum memulai kehidupan pernikahan.