|
Berbeda-beda Tapi Satu jua |
Indonesia ini keren sekali yah?
Masih satu pulau saja bahasa, adat istiadat, budaya bisa berbeda. Apalagi udah terpisah pulau, makin beragam lah itu budaya dan adat istiadatnya.
Itu pula yang terjadi pada Py dan Ai, kami berdua berasal dari dua suku yang berbeda, yang keduanya memiliki ciri khas yang sangat kental.
Py berasal dari suku Minahasa, sedangkan Ai berasal dari suku Batak.
Persamaan dari orang yang berasal dari suku ini adalah: Pesta!!!
Yakk.. Benar sekali bukan? Segala-gala harus dipestain. Mulai dari kelahiran, baptisan, sidi, ulang tahun, wisuda, menikah, punya anak, sampai meninggal. Sampai suatu kali om saya yang bukan Minahasa (beliau nikah dengan tante saya) ngomong
"Ini orang Minahasa, walau resesi tetap aja resepsi"
Hahaha.. Fakta yang unik dan menarik yang tentu sudah diketahui seantero jagat raya *bahasanya*. Begitu juga dengan Batak, segala sesuatunya pasti identik dengan perayaan. Bukan begitu?
Apalagi soal pernikahan? Panjaaang banget lah yah isinya. Kalo untuk adat Minahasa sih memang sejauh Py melihat sodara menikah itu gak terlalu ribet. Tahapannya paling:
1. Maso minta
Maso minta atau dengan kata lain lamaran, disini pihak cowo datang ke rumah cewe untuk menanyakan kesiapan anak perempuan untuk dapat dilamar. Biasanya sih acara ini tertutup untuk keluarga inti dan orang yang dituakan yang akan jadi penengah pada saat pembicaraan berlangsung. Di Maso Minta ini juga biasanya langsung dibicarakan soal pernikahan nanti *cmiiw
Di adat Minahasa sebenarnya setau Py itu untuk mengadakan pesta pernikahan dananya full dari Pihak Pria. Jadi perempuan dan keluarganya gak akan repot ngapa-ngapain. Tapi seiring berkembangnya jaman, dan juga mungkin dari pihak perempuan ingin mengundang banyak tamu, jadinya tergantung isi kesepakatan. Dari pihak pria nanggung apa aja dan pihak wanita berapa.
2. Pembacaan Nama di Gereja
2 minggu sebelum menikah akan ada pembacaan atau pengumuman di gereja yang memberi tahukan bahwa akan ada pernikahan. Tujuannya itu agar kalau ada pihak yang keberatan dapat mengajukan keberatannya. So far sih lancar jaya aja yah :p
Di Batak juga ada acara ini, kalo gak salah namanya Martumpol *cmiiw*, bedanya di Minahasa pada fase ini gak ada pesta atau makan-makan. Hanya pembacaan biasa oleh majelis gereja pada saat Ibadah Minggu,
3. Pernikahan
Disini pemberkatan dan resepsi biasanya berlangsung pada hari yang sama (kebanyakan juga gitu yah :p) . Nah untuk adat ini sepertinya ada sedikit persamaan dengan adat Chinesse. Dimana mempelai pria dan keluarganya akan menjemput mempelai wanita dirumahnya. Prosesinya si mempelai wanita akan diam
dikamarnya sampai mempelai pria datang mengetuk. Oh yah.. Biasanya
diproses ini juga akan ada Majelis Gereja (Penatua dan Diaken) yang
menemani. Setelah mempelai wanita membuka pintu untuk mempelai pria maka wanita akan memakaikan bunga di dada pria (corsage). Setelah itu akan doa bersama sebelum menuju gereja.
Uniknya, kalau dikampung itu kan jarak rumah ke Gereja lumayan deket, jadi biasanya pengantin dan keluarga akan berjalan kaki sampai digereja dengan iringan musik bambu. Pengalaman banget waktu itu jadi Pagar ayu nikahan spupu, jalan pake high heels di jalanan yang gak aspal alias masih berbatu. Perjuangan sekali :p
Pada saat respsi pun berlangsung lama karena biasanya ada sambutan dari segala dan berbagai pihak.. Lol..
4. Balas Gereja
Seminggu setelah pesta berlangsung akan ada acara lagi, namanya Balas Gereja bukan balas dendam. Kalau misal kamu pemberkatannya di Gereja mempelai pria, maka Balas Gereja dipihak mempelai wanita dan sebaliknya. Dimulai dengan Gereja bareng, trus siangnya dilanjutkan dengan Ibadah dan acara makan-makan. Acara ini seperti mini resepsi, jadi kebanyakan ada yang tetap pake pelaminan kecil (kalau digedung) ada juga yang biasa aja (kalau dirumah).
Nanti next post mau coba bahas tentang pernikahan adat Batak Toba yang Py tau deh, mau berguru dulu sama eda-eda. Maklum, si Ai suka males jawab kalo ditanya gini.. *tabok Ai*. :h: